Nusantaramaju.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) diminta mengawasi harga beras di lapangan, jangan sampai masyarakat susah beli beras karena harganya mencekik leher.
Hal itu disampaikan, DR (HC) Parlin Sihotang MSi, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Konservasi Bumi & Lahan Organik (The Organic Soil & Earth Conservation Headquarters) berorentasi kepada Swasembada Pangan, Organik, Ekspor, Tanah & Lingkungan, Rabu (8/10/2025) di Medan, menyikapi Sumut disebut-sebut Surplus Beras.
Dijelaskannya, sebagaimana informasi masyarakat tingginya harga beras di lapangan sangat bertolak belakang dengan Sumut Surplus Beras.
Ia mengingatkan Pemprovsu untuk mengawasi tingginya harga, jika ada yang kedapatan menaikkan harga beras diluar ketentuan berikan sanksi tegas, ujar DR Parlin Sihotang di dampingi Ediwardo Ritonga, S.Sos (foto) saat memperkenalkan hasil produk pertanian E12 Organik di Sekretariat Jalan Mandala By Pass No.108 AB Medan.
Diuraikannya, "Beras E12 Organik merupakan hasil tanaman padi melalui pupuk organik bioteknologi fermentasi fertilizer E12 produk pertanian yang modern dan unggul, rasanya beda dengan yang lain", katanya.
Dengan hadirnya beras E12 organik ini kami siap mendukung program pemerintah daerah dalam program swasembada pangan, termasuk dalam upaya menurunkan harga beras di lapangan sehingga masyarakat tidak panik soal beras, ujarnya lagi.
"Surplus Beras jangan menjadi hisapan jempol, tapi kenyataannya harga beras di lapangan mencekik leher, sebagaimana keluhan masyarakat yang kami dengar beberapa hari ini, pemprovsu awasi kenaikkan harga beras", pintanya, tutup Parlin Sihotang. (Red.06)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai topik dan menjaga etika sopan-santun