Nusantaramaju.com - GMKI Cabang Sumedang melaksanakan kegiatan Konferensi Studi Lokal (KSL) sebelum Konferensi Cabang (Konfercab) GMKI cabang Sumedang-XIX nantinya. Kegiatan Konferensi Studi Lokal turut dihadiri Ipda Deny Irawan S. Sos, Kapolres Sumedang, Ibu Siti Asyaroh, ST., M.Si., BAPPPPEDA Sumedang, dan Drs. Ova Lathva Fouza, dari KESBANGPOL Sumedang.
Tema besar Konferensi Studi Lokal (KSL) GMKI cabang Sumedang kali ini adalah mengangkat tema “Sumedang Pusat Pendidikan, Sudahkah Ramah Pendidikan?”.
Heryanto ketua cabang GMKI Sumedang menyampaikan “Kita mengangkat tema ini berdasarkan hasil kajian dari Badan Pengurus Cabang GMKI Cabang Sumedang, yang mana merupakan kajian yang membahas permasalahan permasalahan pada daerah pendidikan kabupaten Sumedang.” Ucapnya
“Adapun data yang diperoleh merupakan berdasarkan survey menggunakan google form yang dilakukan oleh Badan Pengurus Cabang GMKI Cabang Sumedang dalam waktu kurang lebih sebulan.” Tambahnya
“Selain untuk mengumpulkan semua pokok-pokok pikiran untuk dibawakan dalam Konferensi Cabang GMKI cabang Sumedang-XIX nantinya, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan wadah bagi para mahasiswa yang sedang kuliah di kabupaten Sumedang khususnya Jatinangor dan Sumedang untuk melontarkan keresahan, aspirasi, dan berdiskusi secara langsung dengan instansi daerah Sumedang terkait tentang kondisi kawasan pendidikan kabupaten Sumedang saat ini” ucap Dicky Hutasoit, selaku ketua pelaksana Konferensi Studi Lokal tahun ini.
Dalam sesi diskusi, salah satu peserta asal kampus ITB, Ryan melontarkan pertanyaan dalam sesi diskusi mengenai ITB, kurang transparan, bagaimana sinergitas kabupaten sumedang dengan ITB. Realitanya setiap tanah kosong sudah dibangun kos kosan dan bangunan”.
“Sinergitas ITB dan Perda, tidak berhubungan langsung karena kewenangannya pemerintah pusat. Kesiapan pemerintah daerah sejauh ini ketika pembangunan sebagai dampak dari banyaknya mahasiswa, memang belum diadakan secara langsung,” jawab Ibu Siti Asyaroh, ST., M.Si., selaku narasumber pertama terkait pembangunan kawasan pendidikan kabupaten Sumedang.
Sedangkan Ipda Deny Irawan S. Sos., juga mengatakan bahwa Polres Sumedang telah memiliki Tim Kujang (Kami Jaga Untuk Sumedang) dengan nomor hubung 100 untuk melaporkan setiap tindakan tindakan yang mencurigakan disekitar kawasan pendidikan Kabupaten Sumedang.
Dalam sesi diskusi pemateri, peserta banyak menanyakan ke KESBANGPOL tentang pendirian tempat ibadah umat Kristen, yaitu gereja di Jatinangor. “Masyarakat jatinangor sangat kultural, salah satunya dalam hal keagamaan, tidak ada ibadah secara khusus kecuali di IPDN, namun untuk bangunan tidak mungkin didirikan karena mayoritasnya mahasiswa. Kami ingin ada wadah yang mampu menampung mahasiswa kristen untuk beribadah”, tanya Heryanto Simatupang, salah satu mahasiswa Universitas Padjadjaran.
Bapak Drs. Ova Lathva Fouza, dari KESBANGPOL Sumedang menjawab bahwa permasalahan ini sudah dikaji dan akan menjadi masukan bagi PEMDA Sumedang.
Selain para mahasiswa, kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa organisasi lainnya, seperti Pos Pelayanan HKBP Riau, Lembaga Pelayanan Indonesia (LPMI) Jatinangor, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumedang, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumedang, DPK KNPI Jatinangor, dan DPD KNPI Sumedang.(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai topik dan menjaga etika sopan-santun